MK.Com - Ratusan laskar FPI serta Ummat Muslim lainnya mendatangi Sekretariat Brigade Manguni di Perumahan Metro Tanjung bunga pada
Sabtu sore 1 Januari 2020, namun sesampainya disana mereka merasa kecewa karena
ternyata para Birigade manguni telah melarikan diri dan berlindung di Porestabes
Makassar.
Menurut beberapa warga yang ditemui di kompleks tersebut
mengungkapkan bahwa semenjak peristiwa pengrusakan Masjid di Minahasa
Utara, rumah yang dijadikan Sekretariat
tersebut terlihat selalu sepih, namun beberapa diantara brigade menguni terkadang
terlihat. Wargapun menjelaskan bahwa
informasi yang diterima Brigade Manguni saat ada di Polrestabes Makassar.
Berdasarkan informasi tersebut serta juga tujuan utama
dari Laskar FPI menemui Kapolrestabes Makassar, akhirnya laskar diarahkan untuk
mengejar Brigade Manguni.
Rombongan Laskar FPI tiba di Markas Polrestabes Makassar
Dua puluh menit kemudian yang langsung diterima oleh Kapolrestabes
Makassar. Mereka diarahkan untuk
memasuki ruangan Aula Polrestabes
Makassar. Nampak para Brigade Manguni
yang jumlahnya sekitar 10 orang yang keberadaannya memang benar adanya,
merekapun lantas memasuki aula.
Pertemuan dibuka langsung oleh Kapolrestabes
Makassar, Kombes Yudiawan.
“Kami menginginkan keadaan Makassar tetap kondusif. Mengenai kasus yang terjadi di Minasa Utara,
Kami akan mengkoordianasi dengan Kapolda Sulawesi Utara untuk mengkonfirmasi
sampai dimana perkembangan Kasus tersebut,” jelas Kombes Yudiawan
Sementara itu, sekretaris DPW FPI Makassar yang dimintai
tanggapannya mengatakan Bahwa Laskar Manguni telah mencabik-cabik nilai
toleransi yang telah ada di NKRI.
Perkatan symbol mereka dengan NKRI harga mati dan Kami
Pancasil serta slogan-slogan Tolerans itu adalah kedok belaka.
Syaiful meminta kepada pihak kepolisian untuk membubarkan
Brigade Manguni di Makassar untuk menghindari permusuhan antara Etnis, Agama
dan Ras. FPI semenjak berdirinya di
Makassar sejak tahun 2007 tak pernah ada sejarah mengobrak abrik Gereja meski
tahu taka ada izin.
“Kami meminta kepada pihak Kepolisian untuk membubarkan
Brigade Manguni di Makassar, ini untuk menjaga agar Makassar tetap aman dan
tidak terjadi pertikaian antara Etnis, Agama dan Ras,” ungkap Sayaiful
Syaiful juga mengungkapkan bagaimana Brigade Manguni itu melakukan tindakan anarkis sesuka hatinya dimana ketika mereka Mayoritas didaerah kekuasaannya. Syaiful menceritakan bagaimana mereka persekusi Habib bahar, Habib Hanif dan juga mantan Anggota DPR-RI Fachri Hamsah. Akan tetapi mereka tetap dibiarkan dan tidak diberi tindakan.
“Namun kali ini, jika pihak berwajib tidak menangani
kasus, menangkap dan memproses para Pelaku, maka jangan salahkan Ummat Islam
jika bertindak sendiri,” katanya
Sementara itu, Ketua DPC FPI Rpc. Makassar, Andi Hersandy yang juga hadir mengatakan
bahwa Brigade Manguni yang terlibat perusakan mushola di Perumahan Agape, Desa
Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara merupakan kelompok kristen radikal dan
teroris yang harus dibubarkan.
“Brigade Manguni ini adalah kelompok kristen radikal dan
teroris yang harus dibasmi habis. Mereka itu pembohong, penipu dan penjilat dan
pernah terlibat kasus pembakaran hidup-hidup ummat muslim di Poso,” ungkap
Andi.
Kata Andi, Brigade Manguni pernah melakukan teror kepada
umat Islam di Bitung, di Poso dan Ambon. Menurut Andi, pemerintah harus adil
dan berani menindak preman Kristen. Jangan hanya umat Islam yang dituduh
intoleran atau radikal.
“Kami Sebagai mayoritas sebenarnya dapat berbuat jauh
lebih dari keadaan seperti sekarang ini, akan tetapi kami tetap menghargai
hukum,” ungkapnya.
Andi sangat menyayangkan sikap pemerintah yang seakan
membiarkan Brigade Manguni ini berbuat sesuka hatinya dimana mereka
Mayoritas. Semetinya pemerintah harus
menyadari bahwa ini adalah benih-benih perpecahan antara antara anak bangsa
jika Brigade Manguni tetap dipelihara.
Menanggapi alasan laskar Manguni hingga Mushollah di
obrak abrik di Minahasa Utara oleh karena tidak mempunya izin, Andi berdalih
jika seperti demikian maka Brigade Manguni sma halnya memancing Ummat Muslim
untuk mengobrak abrik Tempat Ibadah Ummat Nasrani yang tidak berisin. Dan menurutnya itu banyak di Makassar.
“Pernyataan sikap Brigade Manguni yang mengatakan
Pebgrusakan itu akibat tidak adanya Izin tempat, itu sama halnya memancing
Ummat Islam untuk berbuat anarkis seperti mereka, Di Makassar banyak rumah-rumah yang beralih
fungsi menjadi tempat Ibadah. Ada izin atau tidak itu urusan pemerintah, bukan
urusan mereka,” pungkas Andi.
Red - Alf
Posting Komentar